Salah satu buku yang ditulis untuk menangkis imajinasi Dan Brown, berjudul Fact and Fiction in the Da Vinci Code karangan Steven Kellemeier. Bisa dibilang inilah satu-satunya buku penangkal yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Diterbitkan Optima Pers bulan Februari 2005, dengan judul Fakta dan Fiksi dalam The Da Vinci Code.
Di toko-toko buku, buku setebal 107 halaman ini disandingkan dengan The Da Vinci Code. Tentu harapannya adalah mereka yang membeli Da Vinci akan mencomot pula buku ini.
Kellemeier mengupas satu demi satu isu-isu krusial dalam Da Vinci. Jika di awal Da Vinci Dan Brown menegaskan “Semua deskripsi karya seni, arsitektur, dokumen, dan ritual rahasia dalam novel ini adalah akurat”, maka Kellemeier menyodorkan fakta-fakta yang membuktikan bahwa akurasi itu hanya ada di “dunia pengganti” Dan Brown.
Misalnya tentang peran Konstantin dalam penyusunan alkitab baru. Menurut Kellemeier, Konstantin tidak ada kaitannya dengan pengumpulan alkitab. Daftar pertama kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara resmi disetujui oleh Paus Damasus tahun 382, disahkan pada Konsili Hippo dan Kartago tahun 393 dan 397. “Konstantin sudah berada di dalam makam selama sekitar setengah abad ketika daftar buku Alkitab secara resmi dikumpulkan” tulis Kellemeier. Sayang Kellemeier tidak tuntas menjelaskan masalah ini (baca juga tulisan : Jejak Konstantin di Gereja).
Tentang voting pada Konsili Nicaea untuk memutuskan apakah Yesus itu Tuhan atau manusia, Kellemeier bertutur yang terjadi tidaklah persis demikian. Setiap orang di Nicaea setuju Kristus adalah Tuhan, sekaligus ia adalah manusia. Mereka bertemu untuk memutuskan bagaimana keseluruhan keilahian itu bekerja. Kellemeier mengaku terjadi voting yang dimenangkan kelompok “Yesus adalah Tuhan”. Para uskup kemudian membakar ajaran Arius. Konstantin mengirim Arius ke pengasingan, tetapi kemudian memanggilnya kembali.
Bagaimana perkawinan Yesus dengan Maria Magdalena? Isu sensitif yang menjadi fondasi penting The Da Vinci Code ini tidak dijawab langsung oleh Kellemeier. Ia menjelaskan, Yesus adalah pengantin, tetapi ia tidak menikahi seorang perempuan. Ia menikahi Gereja. Setiap orang yang dibaptis atau menyatukan diri sendiri pada pengantin Ilahi, Gereja, mengambil bagian dalam perkawinan ilahi. “Allah menikahi dirinya sendiri pada kita melalui sakramen baptis.” Tulis Kellemeier.
Halaman demi halaman the Da Vinci Code dikupas oleh Kellemeier. Dia mengajak pembaca untuk sampai pada kesimpulan bahwa “Brown memang memberi kita suatu lelucon yang mengagumkan, suatu catatan untuk pembaca yang waspada dan berpengetahuan, bahwa keseluruhan novelnya adalah serangkaian lelucon aneh dan anagram untuk menghibur kita” (hlm. 87).
Dan di akhir bukunya, Kellemeier memastikan apa yang dikemukakan Dan Brown bukanlah bidah baru. Sudah sering dikemukakan orang, ratusan kali sebelumnya, dan ratusan kali pula ditentang. “Satu-satunya perbedaan antara Dan Brown dan kelompok sebelumnya adalah dia berhasil memperoleh lebih banyak uang dibanding mereka. Itulah harga kemajuan,” tulis Kellemeier.
Siapa Steven Kellemeier? Inilah kelemahan utama buku penyanggah Da Vinci ini. tidak ada penjelasan tentang siapa dia, karya apa yang sudah pernah ditulis. Sayang, padahal informasi tentang hal-hal itu akan memudahkan kita untuk mengukur kredibilitas karya ini.
0 Comments:
Posting Komentar